Beberapa sudut dinding di SMPIT Plus Baitul Ma’arif Makassar kini tak lagi kosong. Ia berubah menjadi galeri mini yang memamerkan karya-karya terbaik santri. Mulai dari poster edukatif hingga kutipan inspiratif — semua terpajang rapi dan penuh warna.

Inisiatif ini bukan sekadar mempercantik ruang belajar, tapi menjadi bentuk apresiasi nyata atas proses belajar yang berimbang antara teori dan praktik.

“Ini bagian dari pembelajaran yang menyenangkan. Santri belajar menuangkan ide, lalu kami bantu mereka menampilkan hasilnya dengan rasa bangga,” ujar salah satu guru yang mendampingi proyek seni dan literasi.

Kepala SMPIT Plus Baitul Ma’arif Makassar, Syahrul Halik, S.E., S.Sos., M.M., menyampaikan bahwa ini bagian dari pendekatan humanis dalam pendidikan:

“Kami ingin setiap santri merasa punya ruang untuk tumbuh. Saat karya mereka dipajang, mereka tidak hanya merasa dihargai, tapi juga terpacu untuk terus berkembang.”

Tak hanya itu, beberapa karya dipilih untuk ditampilkan secara digital melalui akun media sosial sekolah. Ini menjadi bentuk penguatan semangat berkarya sekaligus memperluas apresiasi publik terhadap potensi para santri Ma’arif.

Program “Karya Dipajang” ini juga jadi momen penting untuk mendorong kreativitas, kemandirian, dan kepercayaan diri santri. Karena di SMPIT Plus Baitul Ma’arif, memang disiapkan sudut untuk mengekspresikan bakat dan minat mereka, sehingga sekolah tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu tetapi juga tempat untuk mengekspresikan ilmu.


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *